04 March 2012

Sedikit Kriteria Ideal Untuk Gubernur Jakarta


Pertengahan tahun 2012 ini ibukota negara Indonesia, Jakarta, akan menyelenggarakan pesta demokrasi secara prosedural melalui proses pilkada. Seperti yang telah kita ketahui bersama, hingga saat ini berbagai permasalahan masih tetap setia menyelimuti seluruh aspek kehidupan di dalam ibukota Indonesia tersebut. Berbagai permasalahan tersebut diantaranya adalah tingginya tingkat kepadatan penduduk, kriminalitas, kesenjangan ekonomi, hingga kemacetan yang selalu menghiasi wajah kota tersebut setiap harinya. Melihat tingginya kualitas serta kuantitas permasalahan di Jakarta, maka wajar jika proses pilkada tersebut diharapkan dapat menghasilkan sosok pemimpin yang mampu melakukan koordinasi serta memberikan arah jelas terkait tujuan pembangunan Jakarta kedepannya.

Sebenarnya yang dibutuhkan oleh DKI Jakarta bukan hanya sosok pemimpin yang ideal semata. Kesadaran akan pentingnya kerjasama oleh setiap aktor yang terlibat dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jakarta juga harus tercipta. Namun, penciptaan kesadaran akan pentingnya penerapan nilai gotong royong dalam kehidupan masyarakat Jakarta dapat berasal dari internal maupun eksternal aktor-aktor terkait. Disini, fungsi pemimpin sebagai sosok yang dipercaya untuk mengawal pembangunan secara bersama-sama tersebut menjadi penting adanya.

Hingga saat ini pembangunan DKI Jakarta tampak dilakukan tanpa adanya dasar perencanaan jangka panjang yang dimiliki oleh para Gubernur kota tersebut. Visi misi yang disampaikan secara masif saat masa kampanye berlangsung menjadi buyar seketika setelah sang calon Gubernur terpilih untuk memimpin Jakarta. Pembangunan kota yang cenderung memihak pihak swasta dan hanya mengedepankan aspek pertumbuhan ekonomi menjadi bukti dari tidak adanya rencana jangka panjang tersebut. Pemihakan terhadap salah satu aktor (pihak swasta) tersebut dapat dilihat dari data yang menyebutkan bahwa jumlah mall di Jakarta telah mencapai angka 170 pada tahun 2010 lalu.[1] Hal tersebut secara langsung maupun tidak langsung juga berdampak terhadap tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi di ibukota Indonesia tersebut. Pada akhir tahun 2011 yang lalu, DKI Jakarta berhasil menempati posisi pertama sebagai daerah yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara nasional dan memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia.[2]