20 November 2011

Dua benda*


Sebatang rokok mulai kubakar
Asap memenuhi ruang, pekat
Secangkir kopi hitam ikut menemani
Melengkapi abu, menutupi cahaya lampu

Dua benda, ciptaan manusia
Setia menemani bagai mendung dan hujan
Antara cerah dan mentari
Tanpa luka, tak ada suka

08 November 2011

Pengenalan dan Penanaman Nilai-Nilai Pancasila Dalam Era Informatika

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang pertama kali muncul dalam pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Kehadiran istilah pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut dapat dikatakan merupakan sebuah "kesimpulan" dari apa yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Nilai-nilai Ketuhanan, Kebangsaan, Internasionalisme, Musyawarah untuk mufakat dan kesejahteraan tersebut tidak serta merta lahir dengan sendirinya. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya sudah hadir dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan sejak Indonesia masih mengalami masa penjajahan fisik oleh negara-negara asing.

Dewasa ini nilai-nilai pancasila dapat dikatakan semakin dilupakan keberadaannya oleh masyarakat, khususnya pemuda-pemudi Indonesia. Keberadaannya yang sudah semakin dilupakan menyebabkan tidak adanya pemahaman secara mendalam lagi terkait dengan nilai-nilai dalam pancasila itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan degradasi pemahaman pancasila saat ini. Derasnya arus globalisasi, adanya pandangan negatif terhadap pancasila sebagai efek penerapan P4 pada masa Orde baru, hingga terjadinya perubahan sistem pendidikan nasional menjadi contoh beberapa faktor yang ikut mempengaruhi degradasi pemahaman pancasila.

Arus globalisasi yang semakin besar menjadi salah satu faktor utama terjadinya degradasi pemahaman pancasila pada sebagian besar generasi muda Indonesia. Perpindahan manusia dan jasa antar negara semakin mudah dilakukan. Informasi terkait hal-hal yang terjadi di seantero dunia dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat lokal suatu daerah. Kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi tersebut merupakan salah satu dampak positif dari globalisasi. Namun informasi yang didapatkan dengan mudah tersebut sering kali tidak diikuti dengan sikap bijak dari generasi muda dalam menanggapinya. Sudah seharusnya generasi muda Indonesia memiliki filter sebagai penyaring berbagai informasi yang diterima.