26 March 2011

Earth Hour dan gaya hidup

Hari ini tanggal 26 maret entah kenapa ramai sekali manusia - manusia berbicara mengenai Earth Hour. Suatu event yang berisi ajakan terhadap sebanyak - banyaknya manusia agar pada jam 20.30 - 21.30 WIB malam ini mematikan lampu - lampu yang ada di rumah mereka, dengan tujuan katanya sih untuk menghormati bumi yang sudah semakin tua dan sebagai tanda bahwa manusia peduli dengan lingkungannya. Sedari pagi sudah ramai di media - media maya seperti twitter dan facebook manusia membahas earth hour ini, mempromosikan earth hour, curhat ingin melakukan apa sebelum earth hour nanti malam, dan terakhir bahkan saya mendapat SMS dari beberapa teman yang ikut - ikutan mempromosikan earth hour. Menurut saya itu adalah hal yang lumayan mulia lah untuk sekedar simbolisasi bagaimana manusia setidaknya menghormati bumi tempatnya berpijak.


Namun saya kembali berpikir, apa sebenarnya tujuan manusia - manusia boros yang selama ini mengotori bumi untuk melakukan earth hour ? hanya satu jam sajakah waktu yang kita berikan terhadap bumi untuk dapat "bernafas" lega dari segala kekotoran yang manusia lakukan ? sementara berapa waktu yang kita miliki dan kita gunakan untuk mengotori bumi sepanjang waktu kita hidup ? tidak sebanding menurut saya. Walaupun promosi yang dilakukan oleh banyak pihak berkata bahwa dengan melakukan penghematan selama satu jam maka setara dengan pengurangan sekian jumlah gas buang di udara, dll, tetapi tetap menurut saya hal tersebut tidak akan berdampak apa - apa terhadap bumi jika selepas earth hour pun manusia tetap akan kembali mengotori bumi ini.


Logika gampangnya begini saja, penghematan yang dilakukan selama satu jam nantinya akan menimbulkan penumpukan beban di waktu lain pada hari yang sama. Kesadaran bahwa pentingnya menjaga bumi akhirnya memang muncul walaupun hanya satu jam saja, tetapi apakah itu cukup ? sekali lagi saya pertanyakan. Apakah selain waktu earth hour yang telah ditetapkan oleh sekelompok pihak tersebut manusia artinya dapat melakukan perusakan yang semena - mena terhadap bumi ? Bagaimana jika setelah earth hour nanti manusia ingin langsung melakukan "balas dendam nafsu" ? mereka langsung menyalakan AC dengan suhu yang rendah untuk mengatasi kegerahan yang dialami, menyalakan TV atau segala macam alat elektronik, dan tetap membuang sampah di sembarang tempat tanpa mengindahkan nasib bumi ini.


Ironis, earth hour sepertinya hanya merupakan salah satu lifestyle tahunan baru yang muncul di permukaan untuk melayani kepuasan manusia semata. Sebuah simbolisasi akan begitu hteganya manusia karena hanya peduli terhadap bumi di waktu - waktu tertentu saja. Saran saya ? jangan berpartisipasi dalam event earth hour tersebut jika kalian masih belum bisa menghargai bumi seutuhnya, percuma menurut saya.








Sayangi bumi setiap saat

24 March 2011

I

Di setiap penjuru dunia ini setiap negara, organisasi, gerakan, dan apapun itu namanya pasti memiliki setidaknya satu pemimpin atau koordinator untuk penyebutan lainnya. Masing - masing pemimpin memiliki sebuah gaya kepemimpinan tersendiri yang sudah melekat didalam dirinya sejak ia lahir, dan saat individu tersebut mengenal dunia secara lebih terbuka maka gaya kepemimpinannya pun ikut terpengaruh dengan lingkungan tempat ia berada.

Tegas, peragu, pemarah, pemaaf, cepat tanggap, mudah cuci tangan, dan sifat - sifat lain yang dimiliki oleh para pemimpin adalah sebuah ciri tersendiri menurut saya untuk membedakan karakteristik antara pemimpin yang satu dengan lainnya. Walaupun memang terdapat beberapa sifat yang mirip diantara pemimpin - pemimpin tersebut, tetapi menurut saya (lagi) persamaan tersbeut hanyalah sebuah titik kecil belaka yang membuat setiap pemimpin dirasa "sama" oleh yang menganggap mereka SAMA !


Apa maksud dari semua basa - basi diatas ? saya ingin menegaskan disini bahwa (mungkin) gaya kepemimpinan saya adalah gaya yang tidak banyak manusia senangi. Pemarah, terkadang meremehkan pekerjaan, menganut paham lebih cepat lebih baik, adalah sekian ciri kepemimpinan yang dapat saya identifikasi dari dalam diri sendiri. Sifat pemarah jelas sangat tidak disukai oleh manusia disana, dan saya jelas sekali ingin merubah (setidaknya meredam) sedikit gelora kemarahan yang ada didalam diri saya. Banyak cara untuk meredam hal tersebut, akan tetapi sedikit manusia yang dapat memahami bahwa saya disini sedang berusaha untuk meredam sifat tersebut. Tidak bisa saya langsung menghapuskan sifat pemarah yang sudah ada sejak lama didalam diri ini begitu saja, proses dibutuhkan disini, dan saya memaklumi jika ada manusia - manusia yang (mungkin) merasa tersakiti dengan adanya proses itu.


Tapi apakah saya pernah melampiaskan kemarahan tanpa adanya alasan yang jelas ? saya rasa dan seingat saya TIDAK PERNAH. Alasan yang ada pun bukanlah semata - mata alasan konyol untuk membenarkan kemarahan saya, tetapi itu merupakan alasan yang memang wajar adanya sehingga muncullah kemarahan dalam diri ini. Tetapi mungkin penyampaian emosi sangat tidak terkendali dari diri saya pribadi sehingga banyak manusia yang tidak menyukai sifat ini. Perlahan saya mencoba untuk mengendalikan amarah tersebut, tapi saya kembali berpikir :  

"Apakah mungkin tipikal orang Indonesia yang sering merasa lupa diri ketika sudah diberikan kebaikan dan keleluasaan akan dapat mengerti kewajiban mereka tanpa harus menuntut hak terdahulu ?"


Karena saya melihat begitu mudahnya pemimpin yang tidak memiliki sifat "liar" dan tegas didalam dirinya dipermainkan oleh manusia - manusia disekeliling pemimpin tersebut. Didukung pula oleh lingkungan yang menyukai pemimpin seperti itu, pemimpin yang dapat dijadikan "mainan" bagi mereka. Sungguh ironis, lalu mau apa kalian manusia ?


Tegas, adalah salah satu hal yang jelas berbeda dengan Marah, tetapi saya sampai saat ini belum dapat memahami secara penuh apa perbedaan dari kedua hal tersebut. Belum secara penuh saya memahami, dan saya tak ingin keinginan untuk memahami tersebut mati hanya karena tuntutan lingkungan yang kejam. Benar mungkin apa yang dikatakan oleh beberapa manusia di luar sana bahwa menulis adalah salah satu cara yang efektif dapat meredam kemarahan dalam diri manusia. Saya sebagai manusia mencoba hal tersebut, saat ini, dan kembali saya mendapatkan satu pencerahan dari lingkungan hari ini.



Terima Kasih

17 March 2011

Berdialektika sejenak

Dialektika yang menurut informasi dari salah seorang teman saya adalah berbicara dengan substansi yang lebih bermakna menurut saya cocok untuk dijadikan headline tulisan saya kali ini. Tulisan yang lebih bermakna dari tulisan - tulisan sebelumnya, walaupun saya akui bahwa tulisan - tulisan saya yang lain pun memiliki makna pastinya. Makna ? saya juga sedikit tidak mengerti akan arti dari sebuah kata itu, apalah artinya menurut saya tidak akan bisa dimengerti jika kita tidak mencoba untuk memahaminya.


Begitu banyaknya kegiatan dan rutinitas yang terjadi sampai saat ini memberikan dampak yang berarti bagi saya. Jenuh, entah mengapa saya mengakui bahwa saya memang merasa jenuh akhir - akhir ini dalam segala aspek kehidupan. --> Segala aspek <-- adalah hal yang perlu diperhatikan untuk memahami tulisan saya kali ini. Hal yang lumrah adanya bagi setiap manusia jika merasakan kejenuhan yang muncul di dalam hidupnya, itulah perkataan teman saya yang saya (kembali) kutip :)


Saya pun yakin anda semua pernah merasakan, atau mungkin sedang berada di dalam fase - fase kejenuhan dalam hidup anda. Tetapi apa sebenarnya keuntungan, kepentingan, atau kegunaan dari munculnya jenuh tersebut dalam diri seorang manusia ? menurut saya mungkin dengan adanya rasa jenuh tersebut seorang manusia akan dapat lebih keras berusaha untuk mengetahui dan mengenali diri mereka masing - masing. Karena sungguh sulit sebenarnya bagi seorang individu untuk mengenali dirinya sendiri. Itulah salah satu alasan mengapa banyak orang yang tidak dapat mengenali lingkungan mereka, karena toh mengenali diri sendiri pun mereka tidak mampu.


Mengalihkan perhatian ke aspek lain, saya akan mencoba untuk menuliskan tentang pandangan saya terhadap kehidupan politik negara ini, secara umumnya, dan khusus membahas mengenai salah satu partai yang berlandaskan marhaenisme pada awal berdirinya, PNI. Salah satu partai tertua yang ada di Indonesia dan berdiri sejak tahun 1927, semenjak runtuhnya rezim orde baru pada tahun 1998 beberapa tahun kemarin partai tersebut kembali muncul di kancah perpolitikan Indonesia. Dengan berbagai nama yang ada, mulai dari PNI - Massa Marhaen, PNI - Front Marhaenisme, PNI - Supeni, dll ada kesan yang dapat diambil dari munculnya PNI - PNI baru tersebut. Baru karena menurut saya PNI - PNI yang lahir semenjak runtuhnya rezim Orde baru saat itu merupakan partai - partai politik dengan kesamaan visi, ideologi (mungkin ?) tetapi tidak dapat bersatu kembali membentuk satu partai utama seperti apa yang terjadi pada saat sebelum orde baru berkuasa, yaitu satu PNI yang berlandaskan ideologi marhaenisme dan berada dibawah satu pengorganisasian.


Pemahaman saya mengenai perkembangan PNI memang belum terlalu banyak, tetapi saya menganggap bahwa permasalahan yang ada menyangkut kehadiran partai tersebut di Indonesia adalah hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Dapat dikatakan bahwa hal tersebut adalah (mungkin) salah satu hal yang dapat meniadakan kejenuhan saya saat ini. Adakah diantara kalian yang membaca tulisan ini memiliki artikel, bahan bacaan, ataupun informasi menyangkut kehadiran PNI di Indonesia ? jika ada mungkin saya dapat meminjamnya hehe..

13 March 2011

Kenikmatan hidup..

Keindahan hidup yang kita jalani menurut saja dapat dirasakan jika kita memiliki kesabaran untuk menanti. Seperti yang sudah saya tuliskan di status FB saya, bahwa "Yang membuat indah hidup ini adalah menanti mati" dan hal tersebut saya tulis bukan tanpa arti dan basa - basi semata. Kita semua pasti akan menjumpai kematian karena itulah suatu kepastian yang terdapat di dalam takdir setiap makhluk hidup, hanya masalah waktu sampai kapan maut menjemput kita.

Hal tersebut menurut saya justru menimbulkan sebuah kenikmatan didalam kehidupan masing - masing manusia. Bayangkan jika seandainya semua manusia tidak mengalami kematian, maka apa gunanya hidup ini ? terus menerus hidup tanpa menanti sesuatu dan termakan waktu yang terus berjalan. Sedangkan dengan adanya kematian maka kita pasti akan memanfaatkan waktu hidup kita di dunia ini sebaik - baiknya untuk melakukan segala hal yang hendak kita lakukan. "sebelum saya mati, saya ingin melakukan bla bla bla..." hal tersebut umum kita dengar dari setiap mulut manusia, bahkan seorang teman saya pada masa SMA pun mengakui bahwa "kalo kita ga mati, hidup jadi ga berarti".

Tetapi menurut saya bukan hanya menanti mati ternyata yang dapat membuat hidup ini berarti. menanti suatu hal yang akan terjadi memiliki arti tersendiri bagi saya pribadi. Semenjak kita memasuki SD misalnya, kita menanti untuk dapat menggunakan pulpen untuk menulis dan hal tersebut merupakan suatu hal yang besar bagi saya pada masa itu. Memasuki masa SMP saya menanti selesainya pembangunan gedung SMP yang dilakukan dan setelah hal tersebut terealisasi maka rasa suka cita yang begitu besar muncul didalam diri saya dan juga teman - teman saat itu. Memasuki masa SMA, menunggu untuk mendapatkan cinta pertama dan menunggu hasil Ujian Akhir keluar merupakan penantian yang takkan terlupakan dari begitu banyak penantian yang saya alami hingga saat ini.

Hingga saat ini...saya akui bahwa sampai sekarang pun hal yang membuat perasaan saya dapat dengan cepat berubah - ubah sewaktu - waktu adalah menunggu. Hal yang oleh sebagian orang mungkin tidak disukai, tapi bagi saya hal tersebut sangat berarti. Sensasi yang dihasilkan dari adanya penantian itu merupakan sebuah hal yang tidak dapat dilukiskan dengan kata - kata mungkin. Walaupun memang tidak semua penantian dapat memberikan hasil seperti yang kita harapkan.


Menanti dirimu merupakan suatu hal yang membuat saya dapat mengerti dan belajar untuk terus dan terus menjadi lebih baik. Saya tidak menganggap penantian kali ini sebagai sebuah permainan, tapi ini adalah bagian dari hidup dan saya akui bahwa saya menikmatinya. Sampai kapan ? entah...saya belum dapat menjawabnya, waktu mungkin memiliki rahasia yang disembunyikan rapat - rapat dari para manusia yang ingin mengetahui "sampai kapan saya harus menunggu ?"

11 March 2011

Gie, in memoriam..

"Ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah, 
Aada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di wiraza, 
Ttapi aku ingin menghabiskan waktu ku disisi mu sayang ku…. 
Bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu 
Atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mandala wangi 

Ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang 
Ada bayi-bayi yang lapar di Biafra 
Tapi aku ingin mati disisi mu manisku 


Setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya 
Tentang tujuan hidup yang tidak satu setan pun tahu 
Mari sini sayangku 
Kalian yang pernah mesra Yang pernah baik dan simpati padaku 
Tegaklah ke langit luas Atau awan yang menang 

Kita tak pernah menanamkan apa-apa 
Kita takkan pernah kehilangan apa-apa 

Nasib terbaik adalah tidak pernah dilahir 
Yang kedua dilahirkan tapi mati muda 
Dan yang tersial adalah berumur tua 

Berbahagialah mereka yang mati muda 
Mahluk kecil kembalilah dari tiada ke tiada 
Berbahagialah dalam ketiadaanmu.."