Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang pertama kali muncul dalam pidato Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Kehadiran istilah pancasila pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut dapat dikatakan merupakan sebuah "kesimpulan" dari apa yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia sehari-hari. Nilai-nilai Ketuhanan, Kebangsaan, Internasionalisme, Musyawarah untuk mufakat dan kesejahteraan tersebut tidak serta merta lahir dengan sendirinya. Nilai-nilai tersebut pada dasarnya sudah hadir dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan sejak Indonesia masih mengalami masa penjajahan fisik oleh negara-negara asing.
Dewasa ini nilai-nilai pancasila dapat dikatakan semakin dilupakan keberadaannya oleh masyarakat, khususnya pemuda-pemudi Indonesia. Keberadaannya yang sudah semakin dilupakan menyebabkan tidak adanya pemahaman secara mendalam lagi terkait dengan nilai-nilai dalam pancasila itu sendiri. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan degradasi pemahaman pancasila saat ini. Derasnya arus globalisasi, adanya pandangan negatif terhadap pancasila sebagai efek penerapan P4 pada masa Orde baru, hingga terjadinya perubahan sistem pendidikan nasional menjadi contoh beberapa faktor yang ikut mempengaruhi degradasi pemahaman pancasila.
Arus globalisasi yang semakin besar menjadi salah satu faktor utama terjadinya degradasi pemahaman pancasila pada sebagian besar generasi muda Indonesia. Perpindahan manusia dan jasa antar negara semakin mudah dilakukan. Informasi terkait hal-hal yang terjadi di seantero dunia dapat dengan mudah diketahui oleh masyarakat lokal suatu daerah. Kemudahan masyarakat dalam mengakses informasi tersebut merupakan salah satu dampak positif dari globalisasi. Namun informasi yang didapatkan dengan mudah tersebut sering kali tidak diikuti dengan sikap bijak dari generasi muda dalam menanggapinya. Sudah seharusnya generasi muda Indonesia memiliki filter sebagai penyaring berbagai informasi yang diterima.
Era informatika yang sedang terjadi saat ini harus diimbangi dengan ketersedian filter bagi generasi muda dalam menghadapinya. Sudah pasti filter yang pantas digunakan oleh generasi muda dalam konteks Indonesia adalah pancasila. Keberadaan pancasila sebagai dasar negara seharusnya juga menjadi acuan bagi generasi muda dalam menghadapi perubahan dunia yang terjadi. Kebutuhan pancasila sebagai filter tersebut penting adanya agar generasi muda Indonesia memiliki dasar untuk berpikir dan berperilaku dalam menghadapi globalisasi saat ini. Oleh karena itu pengenalan serta penanaman nilai-nilai pancasila harus dilakukan secara lebih efektif terhadap masyarakat dan generasi muda Indonesia pada khususnya.
Tentu saja pengenalan serta penanaman nilai-nilai pancasila tersebut harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan konteks jaman yang ada.
Menurut penulis, beberapa metode yang harus dilakukan untuk memperkenalkan serta menanamkan nilai-nilai pancasila pada era informatika saat ini adalah :
- Memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai pancasila melalui media massa yang tersedia. Media massa disini mencakup media cetak (koran, majalah, tabloid) dan media elektronik (radio, televisi, internet). Internet sebagai salah satu instrumen penyedia informasi yang sering diakses generasi muda menjadi penting untuk diperhatikan. Pengenalan dan penanaman nilai pancasila melalui jejaring dunia maya seperti Facebook dan Twitter harus lebih intensif dilakukan.
- Penggunaan media seperti musik, film dan gambar dalam menyampaikan nilai-nilai pancasila. Ketertarikan generasi muda terhadap hal-hal tersebut sangat tinggi, oleh karena itu penyampaian nilai-nilai pancasila melalui media tersebut menjadi lebih mudah untuk diterima oleh generasi muda saat ini.
Jika metode-metode diatas dapat dilakukan, maka pengenalan serta penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap generasi muda Indonesia akan semakin mudah untuk dilakukan. Pada akhirnya generasi muda Indonesia akan memiliki dasar dalam menghadapi globalisasi yang terjadi dan tidak mudah terbawa oleh perubahan jaman yang begitu cepat terjadi.
ada loh lagunya : pancasila rumah kita , haha
ReplyDelete