Apa kabar pagi ini ? semoga masih bisa kusapa dengan segar ya nanti..
Hari semakin dingin, Jogja hari ini begitu tidak menerima matahari. Entah apa yang menghalangi. Bagiku ini hanya siklus alam, yang memiliki arti tersembunyi.
Manusia memang selalu menyalahkan kenyamanan. Panas memohon dingin, dingin menanti panas. Maumu apa ? Jika hanya mengeluh, lama-lama kau pun akan terbunuh takdir !
Yah, sedikit tulisan ini untuk mengakhiri hari. Ingin terlelap, namun resah membayangi. Kenapa disana ? jangan mendekat, aku tak ingin nanti pagi terlambat...
Begitu indah hari yang baru saja pergi, warna-warni menghiasi. Jika rejeki memang tak kemana. Pengalaman kalian membantu saya untuk tumbuh dewasa.
Hari semakin pagi. Ah, dinihari...sepi dan ditemani dingin.
Aku pun beranjak pergi. Saatnya mengunci pintu, dan merebahkan diri . Sapaan pagi tampaknya enggan muncul hari ini.
Sebentar ! muncul pertanyaan dalam diri...
"Untukmu disana, apa kabar ?
Apa harimu masih begitu sepi ?
apa memang tak ada yang peduli denganmu ?
apa memang...kau hanya didekati saat menawarkan materi ?"
Ah, pertanyaan lain mengganggu !
"Dimana kamu sekarang ?
apa benar, dirimu bergetar ketakutan ?
sebegitu lelahkah dirimu ?"
Ah sudahlah. Dialog pribadi ini semakin mengganggu.
Memang baik hari yang terlewati, namun tak begitu indah tanpa matahari, bukan ?
Sudahlah, sekian salam menutup tulisan.
Wassalam.
No comments:
Post a Comment